![]() |
Foto : Demo Aliansi KERAMAT di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Senin (25/08/2025). |
Aksi tersebut menyikapi kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
Di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan, massa aksi membentangkan spanduk tuntutan bertuliskan "Reformasi Jilid II" serta satu keranda mayat sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.
Massa aksi mendesak gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman untuk keluar menemui mereka.
Selang beberapa jam kemudian, massa aksi menghamburkan sampah di depan pintu masuk kantor gubernur Sulsel sebagai bentuk kemarahan tidak ditemui oleh Andi Sudirman Sulaiman.
Leksan selaku jenderal lapangan dalam orasinya mendesak gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mundur dari jabatannya atas kenaikan pajak bumi dan bangunan (PBB) yang mencekik rakyat.
"Kami dari Aliansi KERAMAT mendesak gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman segera mundur dari jabatannya. Karena beberapa kebijakan kenaikan PBB yang mencekik masyarakat di beberapa daerah di Sulsel tidak mendapat perhatian dari gubernur," ujar Leksan.
Selang beberapa jam kemudian, massa aksi melakukan long march dari kantor Gubernur Sulawesi Selatan menuju ke DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.
Di depan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, massa aksi unjuk mengkritisi kenaikan gaji DPR di tengah kondisi ekonomi rakyat yang memprihatinkan.
Massa aksi menyatakan sikap untuk membubarkan DPR yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
"Hari ini DPR yang katanya wakil rakyat berfoya-foya diatas penderitaan rakyat. DPR tidak lagi memiliki keberpihakan pada rakyat sebaiknya bubarkan saja DPR," pungkas Leksan dalam orasinya.
Didepan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, massa aksi bertahan sambil bergantian melakukan orasi politik. Hingga pada pukul 19.00 WITA kemudian massa aksi membubarkan diri.
Sempat terjadi adu mulut antara massa aksi dan kepolisian Polrestabes Makassar yang mengambil pedang mainan milik massa aksi yang terbuat dari karton. Massa aksi sempat memprotes namun oknum polisi tersebut menyampaikan bahwa akan memperlihatkan kepada atasan lalu dikembalikan.
"Kepolisian terlalu sensitif padahal itu hanya karton yang dibuat jadi pedang," ujar salah satu massa aksi.
Adapun organisasi yang tergabung dalam Aliansi Kesatuan Rakyat Menggugat (KERAMAT) yaitu: GRD, PMBI, SPMP, GMNI Makassar, GMKI, LMND, PMKRI Gowa, dan Forgata. Dengan membawa isu "Reformasi Jilid II" dengan tuntutan:
1. Sahkan RUU Perampasan Aset.
2. Tolak Kenaikan pajak bumi dan bangunan (PBB).
3. Bubarkan DPR RI.
4. Cabut UU TNI.
5. Tolak RKUHP.
6. Tolak RUU Polri.
7. Hentikan perampasan ruang hidup masyarakat.
8. Hentikan Represif aparat terhadap masyarakat sipil.
9. Adili Jokowi.
10. Sahkan UU Masyarakat adat.
11. Tolak proyek strategis nasional (PSN).
12. Wujudkan pendidikan gratis.
13. Wujudkan kesehatan gratis.
14. Usut tuntas pelanggaran HAM masa lalu.
15. Tolak hutang luar negeri.
16. Tolak penulisan ulang sejarah.
17. Tolak gelar pahlawan Soeharto.
*(red)