![]() |
| Foto : Ist. |
Amrin selaku koordinator lapangan (Korlap) menegaskan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali untuk berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap pelayanan kesehatan, evaluasi seluruh instansi kesehatan mulai dari RSUD hingga puskesmas tiap kecamatan.
Menurutnya, langkah ini harus dilakukan Dinkes Kabupaten Morowali agar mengetahui situasi pelayanan dan kondisi fasilitas di tiap puskesmas apakah maksimal atau tidak sama sekali.
"Meninggalnya seorang bayi di sebabkan kelalaian dari pihak RSUD yang tidak mengutamakan keselamatan pelayanan pasien," ujar Amrin.
Lanjut, Amrin juga menegaskan kejadian seperti ini tidak boleh di diamkan. Aapa yang dilakukan rekan-rekan dari GRD-KK MOROWALI adalah bentuk kepedulian terhadap kondisi pelayanan kepada pasien khusunya yang masuk ke RSUD Morowali harus diutamakan jagan lebih utamakan masalah administrasi dan lain-lain sampai mengabaikan keselamatan pasien.
"Harusnya Bupati Morowali sudah saatnya merealisasikan program jemput sakit pulang sehat tetapi harus diawasi dengan baik sehingga tidak hanya sekedar menjalankan visi misi saja," pungkasnya.
Amrin juga menyoroti sikap tidak kooperatif yang di tunjukan oleh dokter yang menangani pasien di RSUD Morowali sampai memberikan hasil pemeriksaan yang berakibat fatal kepada korban ini harus segera dikeluarkan dan diberhentikan dari RSUD Morowali.
"Dokter yang menangani korban tidak hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) saat dilakukan di DPRD, bahkan direktur RSUD Morowali tidak menunjukan sikap tanggung jawab atas kejadian ini," tambahnya.
Lebih lanjut, Amrin menegaskan bahwa kami GRD-KK Morowali mendesak Bupati Morowali untuk segera copot direktur RSUD Morowali dan berhentikan dokter yang mengani pasien di RSUD dan segera lakukan evaluasi sistem pelayanan di RSUD Morowali serta penuhi hak korban.
"Meninggalnya seorang bayi di sebabkan kelalaian dari pihak RSUD yang tidak mengutamakan keselamatan pelayanan pasien," ujar Amrin.
Lanjut, Amrin juga menegaskan kejadian seperti ini tidak boleh di diamkan. Aapa yang dilakukan rekan-rekan dari GRD-KK MOROWALI adalah bentuk kepedulian terhadap kondisi pelayanan kepada pasien khusunya yang masuk ke RSUD Morowali harus diutamakan jagan lebih utamakan masalah administrasi dan lain-lain sampai mengabaikan keselamatan pasien.
"Harusnya Bupati Morowali sudah saatnya merealisasikan program jemput sakit pulang sehat tetapi harus diawasi dengan baik sehingga tidak hanya sekedar menjalankan visi misi saja," pungkasnya.
Amrin juga menyoroti sikap tidak kooperatif yang di tunjukan oleh dokter yang menangani pasien di RSUD Morowali sampai memberikan hasil pemeriksaan yang berakibat fatal kepada korban ini harus segera dikeluarkan dan diberhentikan dari RSUD Morowali.
"Dokter yang menangani korban tidak hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) saat dilakukan di DPRD, bahkan direktur RSUD Morowali tidak menunjukan sikap tanggung jawab atas kejadian ini," tambahnya.
Lebih lanjut, Amrin menegaskan bahwa kami GRD-KK Morowali mendesak Bupati Morowali untuk segera copot direktur RSUD Morowali dan berhentikan dokter yang mengani pasien di RSUD dan segera lakukan evaluasi sistem pelayanan di RSUD Morowali serta penuhi hak korban.
"Jika dalam waktu dekat tiga point tuntutan tidak segera ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah maka kami akan kembali melakukan aksi dan pendudukan di Dinas Kesehatan Morowali," tutupnya.
*(red)



