×

Iklan

Iklan

Indeks Berita


Akses Jalan Utama Tak Kunjung Di Perbaiki, Jibril: Pemda dan Pemdes Jangan Tutup Mata

October 04, 2025 Last Updated 2025-10-04T12:28:22Z

Foto : Kondisi jalan desa yang menghubungkan Pogol menuju Mataroang, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat.
Corong Demokrasi,- Jalan desa yang menghubungkan Pogol menuju Kampung Mataroang, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, kini semakin hancur. Akses vital masyarakat yang melintasi Desa Lewat dan Desa Rego itu setiap hari dipakai warga, anak sekolah, hingga pengantar pasien. Namun pemerintah desa maupun Kabupaten dinilai menutup mata.Kondisi kerusakan yang paling parah berada di ruas Desa Rego sepanjang 500 meter. Sementara di Desa Lewat, ruas sepanjang 500 meter telah mendapatkan perbaikan berupa aspal sementara. Kontras ini menimbulkan kekecewaan masyarakat Desa Rego yang merasa diperlakukan tidak adil.

“Yang bagian Desa Lewat sudah sempat diperbaiki dengan aspal sementara, tapi yang di Desa Rego ini sama sekali tidak disentuh. Padahal ini jalur utama yang setiap hari dipakai masyarakat. Anak sekolah, orang sakit, semua melewati jalan ini,” ujar Jibril, mahasiswa asal Kampung Mataroang, kepada media ini, Sabtu (04/10/2025) malam.

Kerusakan jalan makin parah saat musim hujan. Lumpur menutup jalan, membuat kendaraan roda dua maupun roda empat sulit melintas. Bahkan, pejalan kaki pun kerap tak bisa melewati jalur tersebut. Ditambah lagi, derasnya arus sungai di salah satu titik membuat warga terputus dari akses keluar masuk desa.

“Kalau sudah musim hujan, bukan hanya kendaraan yang tidak bisa lewat, pejalan kaki pun tidak bisa menyeberang karena arus sungai sangat deras. Apalagi jembatan tidak pernah dibangun. Bagaimana masyarakat bisa beraktivitas dengan kondisi seperti ini?” kata Jibril dengan nada mendesak.

Menurutnya, jalan Pogol–Mataroang bukan sekadar jalur biasa, melainkan nadi kehidupan masyarakat. Jalur itu menjadi penghubung utama untuk akses pendidikan, kesehatan, dan perekonomian. Namun, pemerintah hingga kini belum menaruh perhatian serius.

Jibril menegaskan, masyarakat masih ingat janji Bupati Manggarai Barat yang pernah berkomitmen untuk membangun jalan tersebut dengan hotmix. Namun, janji itu hingga kini tidak pernah terealisasi.

Ia menilai pemerintah kabupaten dan desa tidak konsisten memperjuangkan infrastruktur dasar bagi masyarakat kecil. Padahal, pembangunan jalan desa seharusnya menjadi prioritas karena berdampak langsung pada kualitas hidup warga.

Kerusakan jalan Pogol–Mataroang memberi dampak nyata terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Hasil pertanian sulit diangkut ke pasar, anak sekolah harus menempuh jalur berbahaya, dan pasien sakit kerap terhambat menuju puskesmas.

“Kalau ada pasien darurat, kami kesulitan sekali. Jalan rusak, sungai deras, kendaraan tidak bisa lewat. Ini soal nyawa manusia. Pemerintah jangan tunggu ada korban baru bergerak. Apakah kami harus menanggung risiko setiap hari sementara pejabat tinggal diam?” ujar Jibril dengan suara tegas.

Situasi ini, kata dia, tidak hanya merugikan secara fisik, tetapi juga menekan mental masyarakat. Warga merasa dikesampingkan, seolah suara mereka tidak pernah didengar.

Jibril menyampaikan bahwa masyarakat tidak akan berhenti menuntut. Mereka hanya meminta hak dasar yang semestinya dipenuhi pemerintah: jalan yang layak dan jembatan yang aman.

“Kami tidak minta fasilitas mewah, hanya jalan yang bisa dilalui dengan aman. Kalau pemerintah benar-benar peduli, segera perbaiki 500 meter jalan di Desa Rego yang rusak parah itu, dan bangun jembatan di sungai yang arusnya deras. Jangan lagi abaikan kebutuhan rakyat,” desaknya.

Ia menambahkan, pemerintah harus menunjukkan keberpihakan pada masyarakat desa, bukan hanya fokus pada proyek besar di kota.

“Kalau desa terus dibiarkan dengan infrastruktur rusak, bagaimana masyarakat bisa maju? Ini bertentangan dengan semangat pembangunan yang katanya untuk kesejahteraan bersama,” ucapnya.

Menurut Jibril, jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa ada langkah konkret, masyarakat akan kehilangan kepercayaan pada pemerintah daerah. Janji politik yang tidak ditepati hanya akan semakin menjauhkan pemerintah dari rakyatnya.

“Kalau janji hotmix itu tidak ditepati, kepercayaan masyarakat akan hilang. Jangan salahkan kami kalau suatu saat nanti masyarakat turun jalan untuk menagih langsung. Ini bukan sekadar kritik, ini peringatan keras. Pemerintah harus sadar bahwa rakyat sedang menderita,” tegas Jibril.

*(red)


×
Berita Terbaru Update